Senin, 11 Juni 2012

Menulis Buku Pengayaan



Ini pengalaman menulis buku pengayaan yang pernah kujalani. Tahun 2011 lalu, kebetulan pernah terlibat dalam proyek penulisan buku-buku dak (dana alokasi khusus). Sebenarnya sebelum itu, ada buku saya yang sudah beberapa kali diikutkan dalam penilaian buku pengayaan dengan judul Mahir Matematika.

Buku pertama, Mahir Matematika, saya tidak mengikuti prosesnya dari awal. Buku itu memang sebelumnya sudah terbit reguler di salah satu penerbit dengan judul Mahir Matematika Melalui Permainan. Dan karena isinya memang masih berhubungan dengan pengajaran matematika di sekolah dasar, maka mungkin sekali buku itu dianggap layak diikutkan dalam penilaian buku pengayaan.

Alhamdulillah, berita baiknya adalah penerbitnya amanah. Royalti dikirimkan dan alhamdulillah jumlahnya bahkan bisa menyaingi penerbitan reguler sebelumnya. Rasanya senang sekali, seperti mendapat rejeki nomplok. Tiba-tiba, rekening menggelembung karena ada transferan. Itulah salah satu kenikmatan menjadi penulis :)

Pengalaman lainnya adalah saat saya ikut menulis buku pengayaan melalui agen naskah. Kalau sebelumnya saya nggak perlu repot-repot menulis, karena buku tersebut memang sudah terbit reguler. Hanya untuk keperluan khusus, formatnya diatur ulang oleh penerbit. Nah yang kedua ini sedikit repot. Waktu yang diberikan sangat singkat. Deadlinenya hanya dua minggu. Itu untuk satu buku. Waktu itu saya menulis 5 buku dan waktunya tetap dua minggu saja. Kebayang kan pusingnya :)

Tapi ada cara yang bisa ditempuh. Rekrut teman lain untuk kerjasama. Waktu itu saya bentuk membentuk dua tim. Satu tim bersama teman, dan satunya lagi bersama suami. Kebetulan karena buku yang kami buat bertema keterampilan, jadi kedua partner saya yang bertanggung jawab sama materi. Sedangkan saya bertanggung jawab pada naskah.

Bayarannya? Hehe..jangan ditanya. Agak mengecewakan. Jauh sekali dari yang saya dapatkan dari pengalaman yang pertama. Tapi dasarnya saya memang suka cari pengalaman, ya saya nikmati saja. Hasilnya tentu saja saya bagi juga ke partner. Kecuali bagian suami, ya saya sakuin lagi. Kan saya istrinya :D

Nah yang ketiga saat saya kembali diminta menulis buku pengayaan langsung oleh penerbit. Ceritanya seorang teman editor dari penerbit besar meminta saya menulis buku bertema matematika dan sain. Karena saya suka, tentu saya sanggupi. Namun kali ini tantangannya adalah saya harus bisa menghasilkan naskah dalam bentuk dummy, siap cetak!

Tentu saja awalnya saya agak kelabakan. Pada pengalaman kedua, saya hanya menyetor naskah mentahnya saja. Saya nggak perlu pusing masalah layout, editing dan sebagainya. Apa saya menyerah? Pasti tidak! Itu bukan sifat saya. Walau dengan was-was, saya menyanggupi lima buku siap dalam waktu dua minggu. Tiga minggu jika ditambah dengan waktu edit dan lay out.

Apa yang saya lakukan pertama kali? Saya menghubungi teman-teman yang memang jago edit dan layout. Eh nggak, ngedit saya masih bisa. Begini-begini saya kan juga pernah jadi editor lepas di sebuah web site ternama :)

Singkat kata, kelima naskah itu begitu selesai langsung saya outsourcing-kan ke ahlinya. Saya tinggal bayar untuk jasa mereka me-layout dan membuatkan cover. Beres! Dan berita baiknya, walaupun saya nggak pernah bertemu langsung dengan mereka, tapi mereka bersedia dibayar setelah saya menerima bayaran dari penerbit. Yihayyyy.... nggak perlu keluar modal kan? :)

Dan bayarannya? Memuaskan! Ingat lima buku lho. Dikalikan sekian, ehm...cukuplah buat ... mmm buat apa ya ? :)

6 komentar:

  1. wah, saya harus belajar lagi untuk membuat sebuah tulisan.. :)

    BalasHapus
  2. saya juga punya pengalaman nulis DAK (dari 2010 mpe bbrp bulan kemarin). Walau fee kecil (biasanya sistem beli putus) dan deadline selalu mepet (saya biasanya 1-2 minggu), tapi nulis DAK tetap menyenangkan. Saya sih niatnya cari duit sambil belajar. kebetulan naskah yang saya tulis temanya beragam, mulai dari sains, sosial, kejuruan (SMK), sampai fiksi :) sayangnya, penerbit kebanyakan gak membuka tawaran nulis DAK secara umum. biasanya ditawarkan ke orang dalam sendiri atau kenalan orang dalam. Makanya, kalau gak punya link ke penerbit, susah dapat kesempatan nulis DAK.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, jarang sekali 'order' penulisan buku DAK sampai ke umum. Mungkin karena harus cepat itu ya.
      Saya sependapat kalau menulis buku DAK itu ada tantangan tersendiri.

      Hapus
  3. saya juga penuis buku2 dak, bberapa buku suda diterbitkan,jika saudari butuh partner menulis saya siap dan berharap mendapat order dari anda,tterimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, semoga suatu ketika bisa bersinergi ya, Pak.

      Hapus