Jumat, 27 September 2013

Merah Putih Kuning Tradisi Sehat Keluargaku

Makanan merupakan salah satu kunci kesehatan yang baik. Prinsip tersebut dianut banyak orang dan merupakan prinsip kuat tak terbantahkan. Segala sesuatu yang kita konsumsi merupakan aset kesehatan yang sangat berharga.

Aku bukan termasuk ibu yang rajin masak. Tapi aku menyadari pentingnya makanan sehat. Walaupun bisa dibilang seharian aku di rumah, tapi kesibukanku sering menjadi penghalang untuk rutin memasak. Kesibukanku itu antara lain mengajar murid les (kebetulan aku buka les privat di rumah), tugas domestik (sudah setahun aku nggak punya ART jadi segala sesuatunya kukerjakan sendiri. Kalaupun ada ART biasanya untuk urusan masak tetap kulakukan sendiri), menulis buku dan tugas sebagai ibu (tiap hari aku masih menyempatkan diri menjemput kedua anakku).

Tips dan Trik Memasak dari Si Super Sibuk

Tentu saja dengan kesibukan yang sedemikian banyak (judulnya Si Super Sibuk, hehe....), aku harus pintar-pintar bersiasat untuk urusan menyediakan makan. Beberapa cara yang kulakukan, antara lain :

1. Aku belanja tidak setiap hari. Biasanya sekitar 2 -3 hari. Setelah dicuci bersih, aku sisihkan ayam, ikan dan daging dalam wadah berbeda. Selain supaya rasanya tidak terganggu, juga untuk memudahkan saat pengambilan ketika akan dimasak.

Makanan dipisahkan sesuai jenisnya (sumber foto : pribadi)

2. Menyusun menu efektif. Aku memang tidak menuliskannya, tapi saat berbelanja biasanya aku sudah bisa membayangkan menu untuk 2-3 hari ke depan. Misalnya saat aku beli wortel 1/2 kilo, berarti akan ada sekitar 2-3 jenis masakan yang akan menggunakan wortel. Misalnya hari pertama sop dan hari kedua dengan bahan wortel tersebut akan tersaji cap cay. 

Atau membeli kacang panjang maka hari akan hadir oseng kacang panjang dan tempe. Adapun hari berikutnya bahan yang sama tersebut akan hadir dalam bentuk sayur asam atau sayur lodeh. Tentu saja dengan tambahan sayuran pelengkap lainnya. Cara ini efektif menghindari mubazir pada bahan makanan.

3. Memasak sesuai perkiraan sekali makan. Aku selalu menghindari memasak dalam jumlah banyak. Maksudnya supaya makanan masih segar dan tidak perlu terlalu sering dihangatkan. Makanan yang dihangatkan selain menghilangkan kandaungan gizinya, tidak menutup kemungkinan adanya bakteri atau organisme yang tidak diinginkan tumbuh disitu. Aku nggak pernah masak untuk makan siang, kecuali sabtu minggu atau hari libur. Karena hari biasa kan bisa dibilang tidak ada orang di rumah selain aku. Biasanya suami dan kedua anakku sudah berangkat ke kantor dan  sekolah masing-masing. Aku masak biasanya di pagi hari untuk sarapan dan bekal. Masak gelombang kedua di waktu malam untuk makan malam.

4. Karena bisa dibilang sibuk dan kadang sulit menyempatkan waktu berurusan dengan bumbu maka aku selalu menyiapkan bumbu siap jadi dalam kulkasku. Bumbu itu adalah bumbu merah, putih dan kuning. Merekalah 3 sekawan Si Merah, Si Putih dan Si Kuning yang membantu tradisi sehat dalam keluargaku.

3 sekawan yang menjadi tradisi sehat keluargaku (sumber foto : pribadi)

Mengenal Si Merah, Si Putih dan Si Kuning

Saat pertama kali berumah tangga, terus terang aku bukanlah orang yang bisa masak. Suka juga tidak. Awalnya kurasakan hanya sebagai tuntutan. Nah saat itu aku kadang bermodalkan buku resep. Setiap kali masak, walaupun masakan sederhana, pasti mengandalkan resep. Bahkan untuk masak sederhana seperti sayur asem atau ungkep ayam.

Nah saat seperti itulah aku menyadari kalau bumbu Indonesia itu sebenarnya tidak sulit. Hanya berputar di sekitar bawang merah dan bawang putih saja. Tentu dengan tambahan atau variasi lainnya.

Di saat bersamaan aku pun mengenal Si Merah, Si Putih dan Si Kuning ini. Ya, sebenarnya yang kumaksud dengan 3 sekawan ini adalah sistem bumbu dasar yang banyak dikenal di dunia kuliner Indonesia.

Ada banyak sekali keuntungan yang kurasakan dengan menerapkan 3 sekawan ini saat memasak. Keuntungan tersebut antara lain :

1. Tidak perlu repot saat persiapan memasak.

Bayangkan kerepotan yang harus kulakukan saat di pagi hari harus mengulek bumbu. Sementara waktu berkejaran mempersiapkan suami ke kantor dan anak-anak ke sekolah. Belum lagi kalau aku harus mengajar pagi hari. Nah dengan adanya Si Merah, Si Putih dan Si Kuning ini aku tinggal mengambil di kulkas. Menakarnya sesuai keperluan dan masak deh. Oh iya, sudah kubilang kan kalau bahan lainnya seperti lauk dan sayur sudah dibersihkan sebelum masuk kulkas.

2. Tidak terpengaruh kenaikan harga. 

Keuntungan lain yang kurasakan adalah aku jarang terkena apa yang dinamakan gejolak kenaikan harga seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Misalnya waktu harga bawang atau cabe merah kemarin sempat membumbung tinggi, kebetulan aku masih punya stok bumbu di kulkas. Jadi saat ibu yang lain mengeluh harus membeli bawang atau cabe dengan harga mahal, aku biasanya hanya tersenyum saja. Curang ya, hihi...peace!

Membuat bumbu biasanya memang butuh perencanaan. Aku biasanya survei harga dulu. Kalau harga sudah lumayan turun, aku biasanya segera bikin bumbu lagi.  Nah tentu ada pertanyaan, bagaimana jika aku malah kehabisan  pas bumbuku habis? Heheh, biasanya aku menunda membuat bumbu. Jadi aku biasanya cukup membuat sekadarnya, sambil menunggu perkembangan harga terbaru. Biasa khas ibu-ibu, nggak mau rugi.

3. Lebih murah dan terjamin higienitasnya.

Di pasaran memang banyak beredar bumbu jadi.  Baik yang dikemas sederhana maupun dikemas pabrik. Menurutku sih lebih higienis bikin sendiri. Aku bisa memastikan bahwa bahan-bahan yang kugunakan terbaik dan bukan bahan yang sudah tidak layak. Katanya kan banyak tuh saat harga bumbu naik, pedagang bumbu menggunakan cabe yang sudah tidak layak pakai. Bukan berarti aku menuduh ya, tapi kenyatannya memang begitu.

Belum lagi ditempat seperti itu biasanya higienitas kurang terjaga. Baik kontaminasi dari lingkungan maupun dari peralatan yang digunakan. Kontaminasi juga bisa berasal  dari tangan yang tidak bersih.

Memang ada juga sih bumbu buatan pabrik, tapi aku tidak begitu tertarik menggunakanya. Selain karena harganya yang relatif lebih mahal juga tetap ada kemungkinan mengandung pengawet. Bayangkan harganya bisa minimal 5 kali lipat dibanding kalau kita bumbu sendiri.

4. Bisa menjadi penyelamat di saat apapun.

Karena sifatnya yang praktis, 3 sekawan ini juga bisa menjadi penyelamat keluarga kami. Misalnya saat kedatangan tamu menginap dan kami tidak punya makanan maka tidak diperlukan waktu lama untuk menyiapkannya.

Si Merah bahkan tak jarang menjadi penyelamat kami di tengah malam. Saat lapar menyerang, aku biasanya tinggal mengeluarkan nasi dan jadilah nasi goreng spesial. Eh jangan salah lho, kata anakku sih nasi goreng buatanku lebih enak rasanya dibanding nasi goreng yang banyak dijajakan di pinggir jalan.

Karena sifatnya sebagai penyelamat ini, aku sudah berpesan pada anakku. Jika mereka kelak harus hidup sendiri karena kost atau sudah berumahtangga pun, aku menyarankan untuk membawa tradisi keluargaku ini.

5. Membantu saat menghadapi hari-hari istimewa.

Si Merah, Si Putih dan Si Kuning tidak hanya membantu di hari-hari biasa. Bahkan di saat istimewa seperti lebaran, ketiganya berguna sekali. Kayak kemarin aku cukup menggunakan bumbu kuning dan bumbu merahku untuk membuat rendang. Aku tinggal menambahkan bumbu-bumbu tambahan seperti daun kunyit, kapulaga, pala, dan lain-lain yang lazim digunakan dalam masakah daging.

Sebagai catatan tentu saja bumbu merah yang kugunakan tanpa tambahan terasi seperti bumbu merahku sehari-hari. Kebayang kan kalau rendang berasa terasi. Hihi...

Persiapan Membuat Si Merah, Si Putih dan Si Kuning

Oh iya, pasti sudah ada yang penasaran tentang resep ketiga andalanku ini. Nah untuk keperluan itu, silakan untuk hunting tentang bumbu dasar ini. Tinggal ketikkan kata kunci bumbu dasar merah maka ada banyak sekali info tentang hal itu. Begitupula dengan dua temannya yang lain.

Selain berburu di internet, beberapa buku masakan juga sering membahas tentang tradisi ketiga bumbu dasar ini. Jadi nggak sulit kok menemukannya. Sst...orang aku hasil nyontek di buku resep kok. Hehehe....

Bisa dibilang semua masakan asli Indonesia bisa dimasak dengan sistem bumbu dasar ini. Misalnya sayur lodeh, menggunakan bumbu putih, atau kalau terong balado dan kentang balado bisa menggunakan yang merah. Tapi aku kadang bereksperimen. Misalnya mau membuat ayam bakar, aku mengungkep ayamnya dengan perpaduan si merah dan kuning. Warnanya jadi menarik dan rasanya gurih-gurih pedas gitu. Enak....

Saat membuat bumbu aku biasanya lebih suka menuangkan langsung minyak saat memblender dibanding menumis cara biasa. Tujuannya selain menghilangkan pemakaian air berlebih juga membantu penggilingan.

Penggunaan bahan berkualitas menghasilkan bumbu dasar yang awet dan tahan lama (sumber foto : pribadi)

Setelah bumbu selesai dihaluskan, barulah dimasukkan ke wajan. Masak bumbu beberapa saat sambil sesekali diaduk supaya tidak gosong. Tunggu sampai bumbu berbau harum dan adonan agak meletup. Matikan kompor. Tunggu sampai bumbu dingin. Masukkan ke dalam wadah tertutup dan simpan dalam lemari pendingin.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat Si Merah, Si Putih dan Si Kuning

1. Pilih bahan-bahan berkualitas. Cuci bersih semua bahan setelah dibersihkan. Tiriskan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya.

Bahan dasar membuat Si Kuning (sumber foto : pribadi)

2. Jangan lupa cuci tangan yang bersih. Pastikan pula kebersihan blender dan wajan yang digunakan.

3. Gunakan minyak yang terjamin kualitasnya.

Seperti prinsipku yang menggunakan bahan segar terbaik, SunCo pun ternyata memilih kelapa sawit terbaik untuk bahan dasarnya. Pengolahan dilakukan tidak lebih dari 24 jam setelah sawit dipanen. Hasilnya minyak goreng dengan minyak jenuh terendah dibanding yang lainnya. Karena itu SunCo tidak mudah beku dan meminimalkan peningkatan kolesterol.

Selain untuk menggoreng, SunCo selalu kugunakan untuk menumis ketiga bumbu dasar. Memang penggunaan minyak yang tepat merupakan salah satu unsur terpenting. Menggunakan minyak yang kurang tepat bisa menyebabkan bumbu berbau tengik jika terlalu lama disimpan. Untunglah selama ini aku menggunakan SunCo dan hasilnya 3 sekawan andalanku itu selalu bebas dari gangguan rasa tidak sedap.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan