Rabu, 10 Juli 2013

Pelatihan Menulis Young Explorers

Berbeda dengan pelatihan menulis biasanya, kali ini saya berkesempatan mengisi sebuah pelatihan menulis bertema Young Explorers. Tentu saja, dari judulnya saja, terasa kalau nuansa pelatihan kali ini pasti penuh dengan petualangan dan kejutan-kejutan. Peserta pelatihannya tentu saja anak-anak, namun banyak diantara mereka yang datang dengan didampingi orangtua. Bahkan ada yang komplit dengan kakek, nenek, sepupu dan pembantu! Seru juga karena seperti acara piknik keluarga besar. Lumrah, karena acara ini memang diniatkan sebagai pengisi liburan.

Kejutan pertama adalah saat pemberangkatan. Ya, beberapa peserta, terutama anak, sempat terperangah saat sampai ke dermaga. Bayangan naik kapal yang tadinya terasa menyenangkan dan bisa bersantai ternyata harus dilalui dengan suasana hiruk pikuk dan berdesakan. Maklum saja, pekan ini memang adalah pekan terakhir sebelum memasuki Ramadhan, jadi antusiasme wisatawan memang sangat luar biasa. Apalagi kapal yang digunakan adalah 'kapal rakyat'. Bahkan ada teman yang berseloroh menamakannya kapal Nabi Nuh. Saking penuh dan beraneka ragam isinya :)




Suasana panas dan mabuk laut hampir dirasakan oleh sebagian besar peserta. Tapi semuanya langsung menguap ketika kapal mendarat di Pulau Pari. Suasana petualangan langsung terasa. Pantai berpasir, pepohonan yang rimbun, jalan setapak yang membelah di tengah pulau dan keheningan tanpa kendaraan bermotor sangat mengundang rasa penasaran untuk mulai bertualang. Kemana-mana, semua peserta dibekali sepeda. Jadi rasanya seperti Lima Sekawan deh.

Setelah diantar ke penginapan masing-masing, makan siang, pelatihan pun dimulai. Oh iya selain pelatihan menulis, penyelenggara juga menawarkan pelatihan fotografi untuk anak. Karena itu, sesuai peminatan, anak-anak pun lalu dibagi berdasarkan kelompoknya.



Usai sesi pelatihan, anak-anak pun dibebaskan berekplorasi. Banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari bermain ombak di antara pepohonan bakau Pantai Keresek atau bermain pasir di Pantai Perawan. Nah jarak kedua tempat ini lumayan jauh karena masing-masing letaknya di ujung masing-masing pulau. Jadi anak-anak harus mengayuh sepeda membelah pemukiman. Seru!

Karakteristik pasir di Pantai Perawan memang sangat unik. Mengundang kita untuk merasakan sensasinya diantara genggaman tangan maupun di telapak kaki. Karena itu tak sedikit pengunjung yang memilih duduk beralaskan pasir sambil memandang matahari terbenam. Acara malam lalu dilanjutkan dengan barbecue. Sempurna! Setelah merasakan lelah seharian, bermain pasir, berenang di pantai lalu merasakan sensasi ikan laut bakar.



Menyaksikan matahari terbit di Dermaga Pulau Pari membuka hari kedua para Young Explorers. Cuaca cerah, padahal beberapa hari sebelumnya Jabotabek dan sekitarnya selalu diguyur hujan. Setelah sarapan, petualangan hari kedua pun dimulai. Kali ini snorkeling di sekitar Pulau Tikus. Tentu saja para peserta tidak melewatkan acara melihat langsung kehidupan alam di bawah permukaan air. Menyaksikan karang-karang dan ikan yang seliweran berenang. Oh iya, sebelumnya para peserta sudah berpasangan antara 'fotografer' dan 'penulis' untuk menghasilkan satu artikel yang mengeksplorasi keindahan Pulau Pari.

Sayang, semua keceriaan harus segera diakhiri. Para peserta pun bersiap meninggalkan pulau. Bayangan kesumpekan di kapal kembali harus dihadapi. Tapi itulah keseruannya! Berebut naik kapal, desak-desakan dan 2 jam kemudian udara Jakarta kembali terhirup. Alhamdulillah.

Terimakasih buat peserta dan keluarganya. Acungan jempol deh untuk kalian! Terimakasih untuk penyelenggara Epsilon Society dan Keluarga Besar Alumni  ITB di Bogor. Nggak sabar deh menunggu petualangan berikutnya!