Minggu, 05 Januari 2014

ITB89 Masuk Istana (1)

Bermula saat kunjungan ke Sukabumi, saat itu ITB 89 yang terdiri dari Doddy, Lilis, Erni dan Firma ditemani tuan rumah Neneng, tercetuslah ide berkunjung ke Istana Bogor. Saat ide ini dilempatkan ke grup ITB 89 di facebook, beberapa teman-teman ternyata antusias bergabung. Mungkin karena pemilihan waktunya yang juga tepat, bersamaan dengan akhir liburan sekolah, banyak yang mengajak keluarganya sekalian berlibur ke Bogor.

Tidak banyak yang tahu prosedur masuk ke Istana Bogor. Setiap tahun, Istana Bogor biasanya terbuka untuk umum pada saat perayaan hari jadi kota Bogor tanggal 3 Juni. Selain itu ada rasa sangsi bisa masuk ke tempat tersebut. Tak heran, karena istana ini merupakan salah satu dari 6 istana yang pengelolaannya di bawah negara dalam hal ini Sekretariat Kepresidenan.

Lilis dan Ratih pun lalu ber’gerilya’ mencari informasi kemungkinan melakukan kunjungan ke Istana Bogor. Akhirnya setelah melayangkan surat resmi ke pihak istana, gayung pun bersambut. ITB 89 diterima masuk Istana Bogor tanggal 4 Januari 2014.

Pagi hari tanggal 4, sesuai kesepakatan, para ITB 89 dan keluarga sudah berkumpul di depan istana. Sebagian datang dengan mobil pribadi dan adapula yang memanfaatkan transportasi kereta dari Jakarta. Teman-teman dari Bandung bahkan mempersiapkan diri dengan menyewa bis bersama. Pilihan yang cukup bijak untuk mengurangi kepadatan kota Bogor di saat weeked seperti ini.


Sekitar jam 10, rombongan dipersilahkan masuk ke istana. Perkiraan awal mobil harus parkir di luar, ternyata bisa masuk dengan syarat meninggalkan kartu identitas di pos penjagaan. Namun tak sedikit pula yang memilih jalan kaki, sambil menikmati suasana halaman istana yang teduh dan rusa-rusa totolnya.

ITB89 memasuki gerbang Istana Bogor.

Tak lama menunggu, Pak Mukhtar dari pihak Istana Bogor serta beberapa pegawai lainnya siap memandu rombongan. Langkah yang cukup bijaksana. Kalau nggak begitu, bisa-bisa ada yang berlarian mengejar rusa. J


Perjalanan dimulai dari bagian sayap kiri gedung. Oh iya, bangunan inti Istana Bogor terdiri dari tiga bagian. Sayap kiri, ruang utama dan sayap kanan. Bentuknya simetris antara bagian kanan dan kiri. Pemandu pun sudah mewanti-wanti sebelumnya untuk menghindari kebingungan pengunjung.


Semua asyik menyimak penjelasan pemandu sebelum memasuki bagian sayap kiri istana.

Di bagian sayap kiri, pengunjung ITB 89 dan keluarga diajak melihat-lihat ruangan yang ada di bagian itu. Mulai dari kamar-kamar yang biasa dihuni tamu setingkat menteri, kamar pancawarna (kamar yang dulunya pernah digunakan delegasi 5 negara pencetus gerakan nonblok),  perpustakaan pribadi Bung Karno, ruang makan untuk jamuan kenegaraan dan ruang film yang dulu sering digunakan Bung Karno untuk menikmati film-film kegemarannya. Oh iya, pengunjung tidak bisa masuk ke beberapa bagian tertentu. Hanya cukup menengok dari bagian luar yang dibatasi. 


Di bagian belakang adalah Kamar Pancawarna.
Beberapa lukisan monumental juga bisa terlihat menghiasi dinding ruang film. Mulai dari lukisan ‘Upacara Perkawinan Rusia’ (konon di dunia, hanya ada tiga lukisan seperti ini. Dua diantaranya ada di Indonesia. Dan tragisnya tidak ada lagi di Rusia).


Ada pula lukisan yang menceritakan epik Jaka Tarub saat mengintip para bidadari mandi di sungai. Uniknya, kalau biasanya kita membaca epiknya pasti kita ingat bahwa ada 7 bidadari dalam adegan tersebut. Namun di lukisan karya Basuki Abdullah tersebut hanya terlihat 6 bidadari saja. Hingga pemandu pun berseloroh, jangan-jangan seorang bidadari tersebut ternyata hadir berbaur di antara ITB 89. Gurauan yang menimbulkan decak misteri di antara pengunjung.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. kayaknya faktor u. Mau reuni perak kan tahun ini, jadi semangat ngumpulnya besar :D

      Hapus