Ide dan tema menulis cerita anak itu macam-macam. Bisa fantasi, realis, fiksi sain, misteri maupun model detektif. Tapi karena cerita anak ya model detektifnya nggak usah yang 'berat-berat' apalagi untuk sebuah cerpen.
Ini ada satu tema misteri detektif yang pernah saya buat. Judulnya Kejahatan di Studio Senam Cantik. Cerita ini semula saya ikutkan di Lomba Cerita Misteri Bobo, tapi nggak menang :) Berita positifnya adalah dimuat sebagai cerita di Majalah Bobo dengan honor penulisan biasa. Kalau menang kan honornya jauh lebih gede lho :)
Darimana ide menulis cerita anak ini? Menyambung postingan terdahulu, idenya berawal dari kegiatan saya senam. Terus terbayang saja jika seorang anak yang harus menunggu tantenya yang bekerja sebagai instruktur senam. Karena dituntut membuat cerita misteri ala detektif ya saya buat saja ada kejahatan di studio senam itu. Pernah masuk atau melihat ruang senam? Itu kan banyak kaca-kaca di sekeliling ruangan. Nah itulah yang saya jadikan ide bagaimana sang tokoh utama bisa menebak pelaku kejahatan di studio senam tersebut.
Jadi, ide menulis cerita bisa ada dimana saja kan? :)
Tampilkan postingan dengan label ide menulis ceita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ide menulis ceita. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 09 Juni 2012
Darimana Mendapatkan Ide Menulis Cerita Anak?
Konon kabarnya buku-buku anak yang ditulis anak-anak lebih digemari dibanding buku (untuk) yang ditulis orang dewasa. Buku-buku dari seri Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) dari Mizan bahkan memicu pesaingnya untuk menghasilkan seri serupa. Konon kabarnya penjualan KKPK sangat menggiurkan bahkan menjadi andalan dari Penerbit Mizan.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa hal yang ditengarai sebagai penyebabnya. Salah satunya adalah karena penulisnya anak-anak, maka setting, gaya bahasa, konflik yang timbul dan penyelesaiannya khas anak-anak. Karena itu pembacanya yang notabene juga anak-anak merasakan itulah mereka. Tokoh dan konfliknya seperti perumpamaan mereka sendiri.
Lalu apa saja yang bisa ditulis? Ya macam-macam. Mungkin keseharian mereka di sekolah, di rumah, di tempat les, taman bermain, mal dan lain-lain. Apakah itu tidak jadi terasa biasa-biasa saja? Ya lakukan pendekatan lain, misalnya pendekatan dengan menggunakan tokoh peri atau tokoh binatang, Misalnya cerita peri yang malas sekolah. Itu kan sebenarnya bisa mengambil ide dari anak yang malas sekolah.
Belajar dari hal tersebut, ada baiknya penulis atau seseorang yang berniat menulis cerita anak melakukan pendekatan seperti laiknya anak. Ide menulis cerita anak yang terjadi di sekitar kehidupan mereka. Nah sekarang bagaimana jika sang penulis bukan anak-anak lagi? Tak ada kata selain masuklah ke dunia mereka. Bertemanlah dengan mereka. Ngobrol atau amati apa yang saat ini sedang in di kalangan mereka.
Saya pribadi kebetulan dekat dengan dunia anak. Pengalaman mengajar lebih dari sepuluh tahun pada anak-anak sedikit banyak bisa membantu mendalami dunia mereka. Saya jadi tahu tontonan yang tren saat ini, omongan yang lagi seru antar mereka, konflik yang ada, serta hal-hal lain sekitar mereka.
Jadi banyak sekali ide menulis cerita anak yang bertebaran di sekitar kita. Hanya perlu imajinasi dan tentu saja sedikit usaha untuk mewujudkannya. Menulis ! Ya iyalah...kalau cuma dikhayalkan , nggak ditulis. Percuma kaliiiii :)
sumber gambar : jogja.antaranews.com
Langganan:
Postingan (Atom)