Makanan merupakan salah satu kunci
kesehatan yang baik. Prinsip tersebut dianut banyak orang dan merupakan prinsip
kuat tak terbantahkan. Segala sesuatu yang kita konsumsi merupakan aset
kesehatan yang sangat berharga.
Aku bukan termasuk ibu yang rajin masak. Tapi aku
menyadari pentingnya makanan sehat. Walaupun bisa dibilang seharian aku di
rumah, tapi kesibukanku sering menjadi penghalang untuk rutin memasak.
Kesibukanku itu antara lain mengajar murid les (kebetulan aku buka les privat
di rumah), tugas domestik (sudah setahun aku nggak punya ART jadi segala sesuatunya
kukerjakan sendiri. Kalaupun ada ART biasanya untuk urusan masak tetap
kulakukan sendiri), menulis buku dan tugas sebagai ibu (tiap hari aku masih
menyempatkan diri menjemput kedua anakku).
Tips dan Trik Memasak dari Si Super Sibuk
Tentu saja dengan kesibukan yang sedemikian banyak (judulnya Si Super Sibuk, hehe....), aku
harus pintar-pintar bersiasat untuk urusan menyediakan makan. Beberapa cara
yang kulakukan, antara lain :
1. Aku belanja tidak setiap hari. Biasanya sekitar 2 -3
hari. Setelah dicuci bersih, aku sisihkan ayam, ikan dan daging dalam wadah berbeda.
Selain supaya rasanya tidak terganggu, juga untuk memudahkan saat pengambilan
ketika akan dimasak.
Makanan dipisahkan sesuai jenisnya
(sumber foto : pribadi)
|
2. Menyusun menu efektif. Aku memang tidak menuliskannya,
tapi saat berbelanja biasanya aku sudah bisa membayangkan menu untuk 2-3 hari ke
depan. Misalnya saat aku beli wortel 1/2 kilo, berarti akan ada sekitar 2-3
jenis masakan yang akan menggunakan wortel. Misalnya hari pertama sop dan hari
kedua dengan bahan wortel tersebut akan tersaji cap cay.
Atau membeli kacang
panjang maka hari akan hadir oseng kacang panjang dan tempe. Adapun hari
berikutnya bahan yang sama tersebut akan hadir dalam bentuk sayur asam atau
sayur lodeh. Tentu saja dengan tambahan sayuran pelengkap lainnya. Cara ini
efektif menghindari mubazir pada bahan makanan.
3. Memasak sesuai perkiraan sekali makan. Aku selalu
menghindari memasak dalam jumlah banyak. Maksudnya supaya makanan masih segar
dan tidak perlu terlalu sering dihangatkan. Makanan yang dihangatkan selain
menghilangkan kandaungan gizinya, tidak menutup kemungkinan adanya bakteri atau
organisme yang tidak diinginkan tumbuh disitu. Aku nggak pernah masak untuk
makan siang, kecuali sabtu minggu atau hari libur. Karena hari biasa kan bisa
dibilang tidak ada orang di rumah selain aku. Biasanya suami dan kedua anakku
sudah berangkat ke kantor dan sekolah
masing-masing. Aku masak biasanya di pagi hari untuk sarapan dan bekal. Masak
gelombang kedua di waktu malam untuk makan malam.
4. Karena bisa dibilang sibuk dan kadang sulit
menyempatkan waktu berurusan dengan bumbu maka aku selalu menyiapkan bumbu siap
jadi dalam kulkasku. Bumbu itu adalah bumbu merah, putih dan kuning. Merekalah
3 sekawan Si Merah, Si Putih dan Si Kuning yang membantu tradisi sehat dalam
keluargaku.
3 sekawan yang menjadi tradisi sehat keluargaku (sumber foto : pribadi)
|
Mengenal Si Merah, Si Putih dan Si Kuning
Saat pertama kali berumah tangga, terus terang aku bukanlah
orang yang bisa masak. Suka juga tidak. Awalnya kurasakan hanya sebagai
tuntutan. Nah saat itu aku kadang bermodalkan buku resep. Setiap kali masak,
walaupun masakan sederhana, pasti mengandalkan resep. Bahkan untuk masak
sederhana seperti sayur asem atau ungkep ayam.
Nah saat seperti itulah aku menyadari kalau bumbu
Indonesia itu sebenarnya tidak sulit. Hanya berputar di sekitar bawang merah
dan bawang putih saja. Tentu dengan tambahan atau variasi lainnya.
Di saat bersamaan aku pun mengenal Si Merah, Si Putih dan
Si Kuning ini. Ya, sebenarnya yang kumaksud dengan 3 sekawan ini adalah sistem
bumbu dasar yang banyak dikenal di dunia kuliner Indonesia.
Ada banyak sekali keuntungan yang kurasakan dengan
menerapkan 3 sekawan ini saat memasak. Keuntungan tersebut antara lain :
1. Tidak perlu repot saat persiapan memasak.
Bayangkan kerepotan yang harus kulakukan saat di pagi
hari harus mengulek bumbu. Sementara waktu berkejaran mempersiapkan suami ke
kantor dan anak-anak ke sekolah. Belum lagi kalau aku harus mengajar pagi hari.
Nah dengan adanya Si Merah, Si Putih dan Si Kuning ini aku tinggal mengambil di
kulkas. Menakarnya sesuai keperluan dan masak deh. Oh iya, sudah kubilang kan
kalau bahan lainnya seperti lauk dan sayur sudah dibersihkan sebelum masuk kulkas.
2. Tidak terpengaruh kenaikan harga.
Keuntungan lain yang kurasakan adalah aku jarang terkena
apa yang dinamakan gejolak kenaikan harga seperti yang sering terjadi
akhir-akhir ini. Misalnya waktu harga bawang atau cabe merah kemarin sempat membumbung
tinggi, kebetulan aku masih punya stok bumbu di kulkas. Jadi saat ibu yang lain
mengeluh harus membeli bawang atau cabe dengan harga mahal, aku biasanya hanya
tersenyum saja. Curang ya, hihi...peace!
Membuat bumbu biasanya memang butuh perencanaan. Aku
biasanya survei harga dulu. Kalau harga sudah lumayan turun, aku biasanya
segera bikin bumbu lagi. Nah tentu ada
pertanyaan, bagaimana jika aku malah kehabisan pas bumbuku habis? Heheh, biasanya aku menunda
membuat bumbu. Jadi aku biasanya cukup membuat sekadarnya, sambil menunggu
perkembangan harga terbaru. Biasa khas ibu-ibu, nggak mau rugi.
3. Lebih murah dan terjamin higienitasnya.
Di pasaran memang banyak beredar bumbu jadi. Baik yang dikemas sederhana maupun dikemas
pabrik. Menurutku sih lebih higienis bikin sendiri. Aku bisa memastikan bahwa
bahan-bahan yang kugunakan terbaik dan bukan bahan yang sudah tidak layak. Katanya
kan banyak tuh saat harga bumbu naik, pedagang bumbu menggunakan cabe yang
sudah tidak layak pakai. Bukan berarti aku menuduh ya, tapi kenyatannya memang
begitu.
Belum lagi ditempat seperti itu biasanya higienitas
kurang terjaga. Baik kontaminasi dari lingkungan maupun dari peralatan yang
digunakan. Kontaminasi juga bisa berasal dari tangan yang tidak bersih.
Memang ada juga sih bumbu buatan pabrik, tapi aku tidak
begitu tertarik menggunakanya. Selain karena harganya yang relatif lebih mahal
juga tetap ada kemungkinan mengandung pengawet. Bayangkan harganya bisa minimal
5 kali lipat dibanding kalau kita bumbu sendiri.
4. Bisa menjadi penyelamat di saat apapun.
Karena sifatnya yang praktis, 3 sekawan ini juga bisa
menjadi penyelamat keluarga kami. Misalnya saat kedatangan tamu menginap dan
kami tidak punya makanan maka tidak diperlukan waktu lama untuk menyiapkannya.
Si Merah bahkan tak jarang menjadi penyelamat kami di
tengah malam. Saat lapar menyerang, aku biasanya tinggal mengeluarkan nasi dan
jadilah nasi goreng spesial. Eh jangan salah lho, kata anakku sih nasi goreng
buatanku lebih enak rasanya dibanding nasi goreng yang banyak dijajakan di
pinggir jalan.
Karena sifatnya sebagai penyelamat ini, aku sudah
berpesan pada anakku. Jika mereka kelak harus hidup sendiri karena kost atau
sudah berumahtangga pun, aku menyarankan untuk membawa tradisi keluargaku ini.
5. Membantu saat menghadapi hari-hari istimewa.
Si Merah, Si Putih dan Si Kuning tidak hanya membantu di
hari-hari biasa. Bahkan di saat istimewa seperti lebaran, ketiganya berguna
sekali. Kayak kemarin aku cukup menggunakan bumbu kuning dan bumbu merahku
untuk membuat rendang. Aku tinggal menambahkan bumbu-bumbu tambahan seperti
daun kunyit, kapulaga, pala, dan lain-lain yang lazim digunakan dalam masakah
daging.
Sebagai catatan tentu saja bumbu merah yang kugunakan
tanpa tambahan terasi seperti bumbu merahku sehari-hari. Kebayang kan kalau
rendang berasa terasi. Hihi...
Persiapan Membuat Si Merah, Si Putih dan Si Kuning
Oh iya, pasti sudah ada yang penasaran tentang resep
ketiga andalanku ini. Nah untuk keperluan itu, silakan untuk hunting tentang
bumbu dasar ini. Tinggal ketikkan kata kunci bumbu dasar merah maka ada banyak
sekali info tentang hal itu. Begitupula dengan dua temannya yang lain.
Selain berburu di internet, beberapa buku masakan juga
sering membahas tentang tradisi ketiga bumbu dasar ini. Jadi nggak sulit kok menemukannya.
Sst...orang aku hasil nyontek di buku resep kok. Hehehe....
Bisa dibilang semua masakan asli Indonesia bisa dimasak
dengan sistem bumbu dasar ini. Misalnya sayur lodeh, menggunakan bumbu putih,
atau kalau terong balado dan kentang balado bisa menggunakan yang merah. Tapi
aku kadang bereksperimen. Misalnya mau membuat ayam bakar, aku mengungkep
ayamnya dengan perpaduan si merah dan kuning. Warnanya jadi menarik dan rasanya
gurih-gurih pedas gitu. Enak....
Saat membuat bumbu aku biasanya lebih suka menuangkan
langsung minyak saat memblender dibanding menumis cara biasa. Tujuannya selain
menghilangkan pemakaian air berlebih juga membantu penggilingan.
Penggunaan bahan berkualitas menghasilkan bumbu dasar
yang awet dan tahan lama (sumber foto : pribadi)
|
Setelah bumbu selesai dihaluskan, barulah dimasukkan ke
wajan. Masak bumbu beberapa saat sambil sesekali diaduk supaya tidak gosong. Tunggu
sampai bumbu berbau harum dan adonan agak meletup. Matikan kompor. Tunggu sampai
bumbu dingin. Masukkan ke dalam wadah tertutup dan simpan dalam lemari
pendingin.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat
Si Merah, Si Putih dan Si Kuning
1. Pilih bahan-bahan berkualitas. Cuci bersih semua bahan
setelah dibersihkan. Tiriskan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya.
Bahan dasar membuat Si Kuning (sumber foto : pribadi)
|
2. Jangan
lupa cuci tangan yang bersih. Pastikan pula kebersihan blender dan wajan yang
digunakan.
3. Gunakan minyak yang terjamin kualitasnya.
Seperti prinsipku yang menggunakan bahan segar terbaik, SunCo
pun ternyata memilih kelapa sawit terbaik untuk bahan dasarnya. Pengolahan
dilakukan tidak lebih dari 24 jam setelah sawit dipanen. Hasilnya minyak goreng dengan minyak jenuh
terendah dibanding yang lainnya. Karena itu SunCo tidak mudah beku dan
meminimalkan peningkatan kolesterol.
Selain untuk menggoreng, SunCo selalu kugunakan untuk
menumis ketiga bumbu dasar. Memang penggunaan minyak
yang tepat merupakan salah satu unsur terpenting. Menggunakan minyak yang
kurang tepat bisa menyebabkan bumbu berbau tengik jika terlalu lama disimpan.
Untunglah selama ini aku menggunakan SunCo dan hasilnya 3 sekawan andalanku itu
selalu bebas dari gangguan rasa tidak sedap.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba
blog dari www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan
adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan
Tulisannya bagus mbak.
BalasHapusbookmark ah sebagai panduan membuat bumbu dasar merah putih kuning :D
sama2, terimakasih kembali.
Hapus