Saya
termasuk salah seorang penggemar kuliner seafood. Mulai dari ikan (segala macam ikan
laut), kerang, cumi, udang dan kepiting. Semuanya saya suka. Salah satu
faktornya mungkin karena ‘nenek moyangku’ seorang pelaut. Eit, bukan bercanda
lho, tapi karena saya memang asli Bugis Makassar. Suku yang memang sudah
terkenal dengan kegemarannya pada makanan laut.
Mungkin
bagi sebagian besar penikmat seafood, makan kepiting itu sedikit ribet. Tidak semua
orang sabar berurusan dengan cangkang-cangkang kerasnya. Tapi bagi saya pribadi
walaupun makannya sedikit ribet, tapi kenikmatan makan kepiting segar itu
berbanding lurus dengan keribetannya. Nggak apa-apalah ribet sedikit, toh
sekarang sudah ada alat khusus untuk menjepit kepiting. Tidak seperti waktu
kecil saya dulu, nenek saya almarhum selalu membantu dengan cobekan untuk
menghancurkan kulit kepiting yang segar.
Menghabiskan
masa kecil dan remaja di berbagai kota di Sulawesi membentuk pola makan saya
yang lebih memilih ikan (atau seafood lainnya) dibanding ayam, ikan, tempe tahu
maupun telur. Tapi sayangnya, bisa dibilang, sejak menetap di Bandung dan Bogor
saya jarang menyantap seafood. Penyebabnya karena di kedua kota tersebut sangat
sulit menemukan bahan seafood segar.
Karena
alasan itulah, saat mengunjungi daerah pantai, pilihan saya biasanya seafood. Kebetulan saat November kemarin saya diajak salah satu produsen minyak goreng berwisata kuliner di Makassar. Selain mencicipi hidangan khas Kota Anging Mamiri, para peserta juga diajak makan malam dengan menu seafood di salah satu rumah makan terkenal. Yay, ada kepiting juga. Rasanya luar biasa. Daging
kepitingnya masih keras menempel, tidak seperti kepiting yang sudah tak segar
yang biasa saya temukan di Jawa. Walau demikian saat digigit rasanya juicy dan terasa manis khas makanan
laut.
Kepiting asam manis ala Makassar. Sulawesi Selatan. |
Liburan
kemarin kebetulan kami sekeluarga berkunjung ke pesisir selatan Jawa Barat. Masih
teringat dengan masakan kepiting yang saya temukan di Makassar, saya pun
mencoba memesan kepiting saat di Pelabuhan Ratu. Saya berasumsi karena daerah ini berada di tepi pantai, pastinya kepiting yang saya pesan segar dan enak. Tapi sayang, apa daya, saya
kecewa. Kepitingnya sudah tidak segar lagi. Rasanya pun sudah tak begitu enak,
padahal bumbu asam manisnya lumayan. Ceritanya kecewa deh. Tapi tetap dimakan
kok, sayang sudah dipesan.
Kepiting asam manis ala Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. |
Pemandangan
kepiting lada hitam di poster Daihatsu Blog Competition membangkitkan semangat saya untuk kembali mencoba seafood bercapit ini dalam bentuk kepiting lada hitam. Terus terang saya juga baru tahu kalau makanan tersebut
ternyata merupakan kuliner khas dan andalan Balikpapan. Saya pun browsing dan
menemukan kepiting kenari andalan di kota tersebut . Saya berharap kalau menang di lomba ini, saya memiliki kesempatan mencoba makan kepiting kenari di Balikpapan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo Firma,
BalasHapusTerima kasih sudah submit blog untuk lomba Jelajah Kuliner Unik Nusantara.
Mohon kirimkan data diri (username di VIVAlog, Nama Sesuai KTP, Alamat lengkap sesuai KTP. No telepon, dan Link Blog) ke sintia.citra@viva.co.id
Terima kasih atas perhatiannya.
Regards,
Citra - VIVA
done Mbak Citra. Thanks
Hapusudah coba kepiting rawa belum mbak?
BalasHapusbenar saja, melalui gambar pun bisa tergiur. hehehe
BalasHapussalam, Alex Sierra | Peluang Usaha Online