Sekitar akhir tahun 90 an saya sempat tinggal di Jakarta di bilangan Kampung Melayu. Di sebelah rumah kontrakan, saya sering mendengar lagu yang dinyanyikan seorang anak. Kira-kira lirik lagunya mengisahkan sepasang merpati terbang ke gua dan bertemu dengan seekor laba-laba yang sedang membangun sarang di mulut gua.
Maka bertanyalah sang merpati, apa yang dilakukan sang laba-laba. Membuat sarang hingga menutup seluruh pintu gua. Laba-laba pun menjawab bahwa dia diperintahkan Allah untuk melakukan pekerjaan tersebut karena di dalam gua bersembunyi manusia mulia Rasulullah saw bersama sahabatnya Abubakar dari kejaran para kafir Quraisy.
Lagu ini pun kami ajarkan pada kedua anak kami saat mereka masih kecil. Selain menambah perbendaharaan lagu juga untuk menceritakan kisah perjuangan Rasulullah saat awal penyebaran agama Islam.
Saat kami berkesempatan menunaikan ibadah haji, kami pun melakukan ziarah ke beberapa tempat yang berhubungan dengan syiar Islam termasuk ke Jabal Tsur. Begitu sampai ke lokasi, bayangan kami tentang pegunungan dan gua batu tidak sepenuhnya tepat. Karena lokasinya sekarang berada di tepi jalan raya kota Mekkah dan daerah sekitarnya.
Daerah ini sering dilewati banyak kendaraan. Memang lokasi persis gua dalam lagu tersebut masih berada jauh di atas. Konon kabarnya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapainya. Menurut cerita orang yang pernah berkunjung ke sana, gua tersebut sangat kecil. Hanya bisa memuat 2 orang saja. Itu pun untuk memasukinya harus merangkak satu per satu.
Walaupun tidak berhasil mencapai mulut gua karena terbatasnya waktu, tapi ada satu hal yang tetap mengaitkan lagu Sepasang Merpati dan Jabal Tsur yaitu keberadaan banyak merpati di sekitar lokasi kendaraan parkir. Tak heran ketika saya mengirimkan foto di sini, anak saya berkomentar ternyata merpati memang ada. Mungkin dia tidak menyangka kalau lagu tersebut memang menceritakan keberaan merpati.
Seperti kebanyakan lokasi sejarah di kota Mekkah dan Medinah, merpati memang banyak ditemukan di kedua kota suci ini. Keberadaan mereka seolah menjadi penanda kedamaian di sini. Bukankah merpati memang selalu memjadi simbol perdamaian.
Semoga keberadaan mereka dapat terus dipertahankan dan tidak tersingkir akibat pembangunan besar-besaran di kedua kota ini.