Memasuki
Ruang Teratai, ITB 89 disuguhi lukisan presiden yang pernah memimpin Indonesia.
Pastinya tahun 2014 ini akan ada pengaturan baru mengingat Presiden SBY sekarang
tidak bisa lagi mencalonkan diri. J Ruangan ini
dinamakan Ruang Teratai karena hiasan teratai memenuhi bagian atas ruangan. Di
bagian lain juga terpajang dua cermin kecil bermotif bulan dan matahari yang
konon merupakan hadiah dari Raja Spanyol.
Oh
iya, Ruang Teratai ini merupakan ruang terpenting di Istana bogor. Karena di
sinilah Presiden biasanya menerima tamu-tamu penting dari negara lain. Di depan
ruangan ini adalah teras depan istana yang menghadap ke taman depan.
Beranjak
dari sini, pengunjung diajak ke Ruang Garuda yang letaknya di belakang Ruang
Teratai. Oh ya, antara kedua ruangan ini terdapat suatu tempat yang merupakan
favorit sebagian besar pengunjung yaitu Ruang Kaca 1000. Sebenarnya tidak tepat
juga kalau disebut ruangan karena ini hanya merupakan penghubung kedua ruangan
penting tadi. Yang istimewa ya itu tadi, adanya kaca atau cermin yang (konon)
kabarnya bisa memantulkan gambar hingga 1000 bayangan. Psst, rahasia ya, kata
pemandunya sih kalau dihitung sebenarnya ada bayangan kurang lebih 428.
Tidak
berlebihan jika tempat ini menjadi favorit. Setiap pengunjung yang lewat di
antara kedua cermin itu pasti menyempatkan diri melihat bayangannya yang saling
dipantulkan. Kunjungan saya sebelumnya, waktu itu dalam rangka ulang tahun
Bogor, tingkah pengunjung pun sama. Tidak peduli orang dewasa maupun anak-anak,
semuanya pasti berkaca.
Selain
itu keistimewaan lain tempat ini adalah pada posisinya. Pengunjung diarahkan
menengok ke atas dan membayangkan bahwa tempat ini tepat berada di bawah kubah
istana. Dan tempat ini pula yang menjadi dasar titik 0 km jarak Bogor –
Jakarta. Memang kalau ditarik garis lurus imajiner ke depan, titik ini akan
searah dengan pertigaan jalan Sudirman – Juanda – Jalak Harupat (Lapangan
Sempur). Dulu kala pertigaan ini adalah bagian dari jalan Jakarta-Bogor sebelum
adanya jalan tol Jagorawi. Pak Mukhtar juga menambahkan bahwa jalan ini
merupakan suatu garis lurus dengan Istana Merdeka di Jakarta. Wallahu alam.
Memasuki
Ruang Garuda, pengunjung disuguhi cerita tentang pertunjukan seni yang sering
diadakan di ruangan ini. Bahkan di bagian atasnya dulu terdapat tempat para
musisi beraksi secara live. Banyak pengunjung mungkin lalu membayangkan berada
di gedung teater. Ruangan ini memang sepertinya dirancang sedemikian rupa untuk
keperluan itu.
Menuju
teras belakang, kita bisa memandang hamparan taman belakang istana. Beberapa
pohon besar menaungi beberapa patung di sini. Bisa dibayangkan pejabat Belanda
saat itu menikmati suasana sambil ditemani isteri dan anak-anaknya.
Selepas
teras belakang, ITB 89 diarahkan ke sayap kanan istana. Di sinilah biasanya
wapres dan tamu negara setingkat kepala negara. Sebenarnya dari Ruang Teratai
bisa menembus ke sayap kanan tanpa harus melalui teras belakang. Ternyata itu
karena terdapat kamar di bagian sayap kanan yang merupakan kamar tidur Presiden
SBY jika berkunjung ke Bogor.
Puas
melihat suasana di sayap kanan istana, ITB 89 diarahkan ke bagian depan istana.
Konon di sana ada patung yang sering jadi buah bibir perbincangan, yaitu patung
Denok. Banyak pengunjung yang penasaran, seperti apa rupa si Denok ini.
Mengingat sebelumnya sudah banyak patung-patung wanita cantik yang dinikmati
selama memasuki taman istana.
Benar
saja, Denok sudah menanti di sebelah kanan depan istana. Namanya pun terpahat
jelas di bagian bawah tempatnya berjongkok. Dibanding patung lain, Denok
sedikit lebih bongsor. Selain itu sebenarnya tidak terlihat keistimewaan
lainnya. Ternyata, oh ternyata, si Denok ini istimewa karena konon
bagian-bagian tubuhnya terpahat mengikuti lekuk tubuh wanita terseksi masa itu.
Konon
model pematung Trubus saat menciptakan Denok diambil dari Ara, seorang gadis
pekerja istana yang waktu itu masih berusia 16 tahun. Nah walaupun Ara menjadi
model awalnya, tapi bagian tubuh lainnya mencontoh wanita lain yang kebetulan bagian
tubuh yang lebih baik dari Ara.
Kunjungan
ITB 89 ke Istana Bogor berakhir di teras depan istana. Di sanalah, Presiden RI
menyambut tamu-tamunya ketika turun dari kendaraan yang mengantarkan. Di sana
pula para menteri berfoto setelah berkunjung ke istana. Di sana pula para
peserta penataran Pancasila pada jaman Orba berfoto. Dan sepertinya tempat itu
memang menjadi favorit pengunjung berfoto usai berkunjung ke Istana Bogor.
ITB
89 pun mengakhiri kunjungannya di tangga itu. Disaksikan Patung Marhaen dan
beberapa pengarah gaya, ITB 89 pun berfoto ria. Mulai dari edisi serius hingga
edisi heboh. Mulai dari alumni, pasangan (suami/isteri) ITB 89 maupun junior
ITB 89 semuanya berfoto. Kapan lagi bisa berjumpa di istana? J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar